SELAMAT MEMBACA!! :) |
“Ya ampuun,, udah jam delapan!!”
Aku langsung melesat. Menuju kamar mandi . hanya untuk sekedar
membersihkan tubuhku saja. Tak lupa sabun batang sedikit ku gosokkan agar
beberapa busa dapat menimbulkan keharuman.
Handuk langsung ku gapai. Serat pada handuk yang bersifat menyerap
air sangat membantukku dalam mengeringkan badan.berdandan ala kadarnya dan
langsung pergi ke sekolah Art Beauty High school untuk pertama kalinya.
Sepeda ontel peninggalan ayah, ku tunggangi bak koboy yang sedang
di kejar Banteng. Aku melaju di kecepatan duapuluh kilometer per jam.
Kakiku yang masih kokoh dan kuat berusaha mengkayuh pedal lebih
cepat, hiliran angin pagi yang sejuk seakan menambah semangatku untuk menuntut
ilmu di Art Beauty High School. tiga puluh menit ku menempuh perjalanan .
kornea mataku yang biru melihat jelas akan gerbang megah bertuliskan Art Beauty
High School. di setiap sudut gerbang tersebut terdapat beberapa patung dan
ukiran-ukiran ornamen senin nan indah. Warna putih polos menambah unsur seni
menimbulkan sekolah seni terindah di kota megapolitan.
Kembali ku kayuh pedal sepedah dengan perasaan sedikit kecewa,
lantaran kulihat di seberang sana sudah tertutup rapat.
“ pak buka dong gerbangnya?” ujarku disertai wajah memelas.
“Gak bisa neng, Udah lewat jam delapan ini”
Akupun terus memohon namun pak satpam tetap tidak mengijinkan aku
masuk.
“huffft” aku menghela nafas, kecewa dan sedih karena semua
perjuanganku sia-sia.
Hari pertama sekolah apakah harus seburuk ini? Entahlah mungkin ini
pelajaran bagiku agar tidak terlambat dan lebih disiplin dalam menagement
waktu.
GRRRRRR,,,,,,,,tiba-tiba roda pintu gerbang berputar. Ini adalah
keajaiban. Aku kembali menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya. Berusaha agar
tetap tenang dan tidak bertindak mencurigakan. Satu ide terbesit dalam
fikiranku.
Mobil putih masuk melewati gerbang sekolah Art Beauty High School.
aku dan sepedah ontelku mulai menyelinap diantara celah mobil dan gerbang.
Celah tidak terlalu luas namun aku dan sepedah ontelku berhasil masuk.
“heeeyyyy Kamu!!” teriak pak satpam memanggilku dengan nada yang
tinggi.
“iya pak, Makasih yaa!!” ucap ku sambil meninggalkan satpam yang
terlihat geram akan kecerdikkanku melewati pintu gerbang.
Betapa kagumnya aku setelah melihat keadaan Art Beauty high school.
semua desain eksterior sekolah ini di penuhi seni. Mulai dari dinding yang di
penuhi kaligrafi dan grafity. Patung di setiap sudut sekolah. Dan selogan di
setiap lorong. Semua seni seakan berkumpul dan menjadi satu. Menciptakan
sesuatu yang menabjubkan dan layak untuk di nikmati. Suara Instrument orchestra
yang lembut seakan menyambutku sebagai siswi baru di sekolah ini.
Telapak kakiku kembali menekan pedal sepedah. Tempat parkir adalah
destinasi pertamaku untuk menikmati indahnya seni. Namun sesuatu yang buruk kembali menimpaku. Seluruh
parkiran sepedah penuh. Mau tak mau
sepedah ontel klasik ini ku letakkan di parkiran area Khusus sepeda
Motor. Berharap sepedah kenangan tersebut masih selamat hingga ku pulang Nanti.
Semua masalah yang ku hadapi pagi ini seakan luntur setelah mataku
dimanjakan oleh ribuan gambar dan grafity yang indah. Namun pandanganku
terpecahkan oleh seorang Pemuda yang turun dari Mobil putih yang sempat
menyelamatkanku tadi. Sepertinya ia juga siswa baru di Art Beauty High School.
terlihat dari seragamnya yang masih terlihat baru dan rompi merah yang ia
kenakan.
Ia berjalan menelusuri koridor. Tanpa fikir panjang akupun
menghampirinya.
“hai, makasih ya?” ucapku tanpa ada rasa malu. Sok kenal sok akrab
adalah kebiasaan anehku untuk mendapatkan banyak teman.
Pemuda itu hanya melirik sinis kearahku. Sinar mentari yang mulai
menghangatkan pagi seakan kembali dingin akan sikapnya. Wajahnya yang keren
selaras dengan sifatnya yang dingin. Aku berusaha menghangatkan suasana dengan
merekahkan senyuman manisku sambil menatap wajahnya yang tampan bak dipahat
oleh tangan-tangan malaikat.
“makasih untuk apa?” ucapnya dengan raut wajah tanpa ekspresi.
“hahaha, enggak, gak apa apa ko, kenalin nama aku Keyna nama kamu
siapa? Mau ke kelas mana?”
Semoga pertanyaan tadi tidak terlalu banyak untuk orang sepertinya.
Aku berusaha memancarkan aura kehangatan . agar tidak salah tingkah.
“namaku Joe, sepertinya aku
akan masuk ke kelas Grade Ten First
Theatre”
“wahhh,, sama dong aku juga mau kesana”
Kami pun mencari kelas bersama. Art Beauty High School terdiri dari
seratus kelas dengan empat jurusan berbeda. Jurusan drama atau theatre menjadi
peminatanku. Untuk mewujudkan cita-citaku menjadi artis International. Pertama
kali aku dan Joe singgah di Music Clas.
Sejauh mata memandang yang kami lihat hanyalah kelas kedap suara di
hiasi dengan gambar melodi di sisi bagian luar. Karena takkan terbayang
bagaimana berisiknya jika kelas tersebut tidak kedap suara. namun khusus untuk
kelas Orchestra tidak di kedapkan suara karena Alunan nada Orchestra mewakili
semua nada yang indah.
Begitupun lantai dua semuanya sama. Hanya lantai dua di khususkan
untuk menciptakan seni dua sampai empat dimensi. Puluhan patung, kerajinan
tanah liat dan lukisan kami jumpai di sana.
“apa yang membuatmu senang?” tanya Joe . mengejutkanku karena tidak
biasanya ia bertanya tanpa ada pemulai pembicaraan.
“iya, aku senang menikmati sekolah seni yang sungguh menabjupkan.
Ini bagaikan syurga bagi para pecinta seni”
Dan ia kembali membuatku terkejut. Joe tersenyum dan sifat
dinginnya langsung mencair sembilan puluh drajat. Akupun membalas senyumannya.
Dan lantai terakhir adalah lantai khusus jurusan Theatre and Drama Class. Walau
kami mencari kelas cukup lama nan jauh. Namun rasa lelas tak sedikitpun ku
rasakan. Aku sungguh bahagia.
Dan untuk pertama kali aku dan Joe di hukum karena terlambat dua
jam. Kami dihukum untuk memerankan adegan Romeo and Juliet. Semua peran harus kami lakukan Tak
terkecuali dengan adegan Ciuman. Aku tak menyangka bahwa Joe memerankan
perannya dengan baik. Intonasi suaranya tertata dengan jelas. Gestur tubuh dan
parasnya yang tampan membuatnya bak Remeo yang asli. Akupun tak mau ketinggalan
aku harus menunjukkan akting yang terbaik di hari pertama sekolahku ini.
Beradu akting dengan Joe membuatku merasa lebih hidup. Dan guru
Theatre kami Ms.Ine takjub dengan apa yang kami lakukan. Namun tanpa kusadari
perasaan itu muncul, aku mulai tertarik dengan pria berwajah tampan tersebut.
“tidak”gemingku dalam hati.
Aku akan fokus belajar disini dan menggapai semua mimpi . impianku
takkan terbuang sia-sia hanya karena aku mencintai anak pemilik sekolahan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar