Rabu, 18 November 2015

SEASON CHANGE PART III (THE LAST)

SELAMAT MEMBACA!! :)

Key Nanti jalan yuk?”
“Tapi, besokkan kita perfom Joe, nanti abis pulang sekolah juga ada latihan!” tanyaku dengan nada yang bingung.
“udah kita ijin aja capek kali Key, latihan mulu, kita tuh butuh Refreshing “
Aku pun hanya terdiam. Mencerna dari setiap kata yang di lontarkan. Memang ada baiknya juga jika aku refreshing sebentar. Namun kurasa semalam tiada badai ataupun hujan. Tapi mengapa tiba-tiba Joe mengajakku jalan. Keadaan mulai hening sedangkaan jaket tebalku mulai tidak berfungsi dengan baik. Bibirku seakan  membeku. sulit bagiku untuk berucap. Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawaban “iya”.
TEEETTT,,,,,,,,,,,,,TEEEETT,,,,,,TEEETT,,,,,, Bell sekolah berbunyi.
Aku dan Joe harus bergegas menuju kelas. Jika kami tak ingin menjadi Romeo juliet plus skor minus dari Ms.Ine karena terlambat.
Suasana kelas terasa hampa. Semua siswa di kelasku sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Sebagian ada yang sibuk bermain dengan Ponselnya dan sebagian lagi ada yang tertidur lelap diatas meja mereka masing-masing. Suhu semakin dingin. Hangatnya sinar mentari berhasil dikalahkan dengan suhu yang semakin dingin melahirkan rasa kantuk yang perlahan mulai menyerang mataku.
Rasa lelah yang masih berbekas karena latihan kemarin mendukung rasa kantukku hingga pada akhirnya aku melakukkan hal yang tak seharusnya kulakukkan. Aku menaruh kepalaku ke atas meja . semakin nikmat bila kedua kelopak mata ini tertutup.  Bak di hipnotis. Akupun ikut terlelap bersama bintang-bintang harapan yang tak tau kapan ku bisa mewujudkannya.
“key,,,,key,,,,!”seseorang memanggilku . tangan kanannya begitu terasa menggoyang-goyangkan pundakku.
“Hah!!!” Aku tersentak kaget. Setelah melihat keadaan kelas yang kosong.   Saking terlelapnya aku tidur. Jam belajar mengajar telah usai.
Semua siswa telah pulang kecuali aku dan Joe.
“Joe, kamu kenapa nggak bangunin si?” ucpaku kesal.
“tenang. Hari ini semua guru rapat ko . jadi hari ini nggak ada yang ngajar key, tapi ada tugas yang nggak seidkit dari mereka. Benarkan apa kataku latihan keras setiap hari hanya membuat kita muak. Lagi pula dialog dan skenario cerita telah di luar kepala”
Kepalaku masih terasa pusing. Belum sepenuhnya nyawaku berkumpul, namun tanagn joe lebih dulu menarikku.
Aku sedikit merapihkan rambut dan seragamku yang mulai kusut. Sulit bagiku untuk melangkahkan kaki . otot-otot yang berada didalamnya masih terasa kaku dan butuh waktu untuk melemaskan kembali seperti semula.
Joe terus menarikku. Seakan tak ingin kehilangan satu detikpun. Joe tetap bersikukuh , mengajakku ke suatu tempat. Pada awalnya aku merasa jengkel akan perilakunya yang semakin hari semakin aneh. Namun semuanya berubah ketika Joe Merangkul tubuh lemasku. Aku mulai merasakan kehangatan tubuh tegapnya. Menambah semangatku dan menghilangkan sisa sisa rasa kantuk yang sempat merekat di tubuh ini.
Siang ini cukup cerah. Hawanya tak sedingin tadi pagi.
“Joe Kita mau kemana sih?”
“udah ikut aja!” ucapnya santai .
“sebentar, mending kita ke ruangan Ms.Ine dulu , setidaknya kita sudah ngabarin dia!” sudah cukup banyak dosayang kuperbuat pagi ini.aku tak mau menambahnya lagi dengan membuat guru kesayanganku kecewa. Ijin tidak ikut latihan bagiku tidak masalah, toh aku slalu rajin ikut latihan. Walau ini latihan terakhir. Dan semoga Ms.Ine bisa mengerti dan mengijinkanku dan Joe.
Ruang ms.ine yang hanya berukuran lima kali tubuhku cukup sunyi. Suara ketikan Keyboard. Dan dentingan Jam saja yang terdengardi ruangan tersebut.
Tok,,,tokk,,tokk
“permisi?”
“ya, siapa?”
“Keyna sama Joe Ms.”
“ohhh, kalian mau ijin ya, iya udah ijin aja key gak apa apa ko, jangan lupa siapin buat gladiresik Besok ya!” Ucap ms,Ine dari balik kaca buram ruangannya.
“yess!!” ucapku senang tanpa memikirkan kenapa Ms.Ine tak menyuruh kami masuk. Serta dengan mudahnya mengijinkan aku dan Joe untuk tidak latihan padahal kami berdua pemeran utama. Dan pentas tinggal menghitung jam lagi.
“waaaahhhhh”  Aku memejamkan mataku sejenak.  Membiarkan hilran angin mengibarkan seragam dan rambut panjangku. Dan ketikaku membuka mata. Suasana White Beach yang indah langsung memanjakanku. Tanpa merogoh kocek yang bisa membuat dompet jebol. Aku disuguhkan oleh panorama Pantai yang menabjubkan.  Ribuan pasir putih menggelitiki kakiku yang tak beralas.  Puluhan pohon kelapa menari-nari bersama angin di temani dengan gulungan ombak yang indah.
Semuanya seakan mengundangku untuk ikut menari bersama mereka.
“kau senang?” suara bisikan itu datang dari arah belakang.
“iyaaaaaaa,,,,,,,,,,!!” teriakku sekeras mungkin.
Hari ini adalah hari yang paling menyenangkan di dalam hidupku. Sekarang aku mengerti bahwa Kebahagiaan sederhana adalah disaat aku bersama orang yang ku sayangi menikmati kebahagiaan di White Island.
Dan ini juga pertama kalinya aku melihat Joe merekahkan senyumnya yang membuat ketampananya bertambah seribu persen. Aku sugguh bahagia. Dan berharap hari ini takkan pernah berakhir. Hari semakin gelap dan sesuatu yang buruk merusak kebahagiaan kami.
“eh, Joe kapan terakhir jam berapa?”
“jam lima key?”
“ya ampunnn!! Sekarang udah jam lima!!”
Kami terlambat, kapal terakhir telah kandas dari dermaga White Beach. Sekarang hanya tinggal aku, Joe dan White beach. Mataharipun perlahan mulai menghilang. Dan malampun tiba.
Aku yang mulai gundah tenang seketika tatkala aku melihat Joe menikmati malam di White Beach.
“joe?”
“ya?”
“kamu kenapa nggak panik?”
“untuk apa panik, jika kita terjebak di dalam syurga yang indah?”
“ihh,, bukan masalah itu Joe, besok kan kita gladiresik!”
Tiba-tiba satu pelukkan datang menghampiriku jantungku berdebar kencang. Takut, senang dan sedih semuanya bercampur aduk menjadi satu.
“tenang aja key, semua kan baik-baik saja, besok gladiresiknya jam sepuluh, jadi kamu tenang aja ya,, hoaammmss!!” Joe melepaskan Pelukannya dan langsung terlelap di atas pasir putih.
Lantaran Rasa kantuk belum menyerangku. Terbesit di benak fikiranku akan ide konyol. Kutulis semua harapanku di secarik kertas, menggulungnya dan memasukkan kedalam botol. Membuangnya ke dasar laut. Berharap kelak malaikat kan menemukan dan mengabulkan semuanya.
Malam ini begitu damai. Rsa kantung yang telah kutunggu akhirnya tiba. Ia datang dengan senyuman dan bersedia menemani tidurku malam ini.
***
Di atas pasir putih ku masih terlelap. Dengan ramhanya sinar mentari pagi membangunkanku. Namun tak terlihas sesosok Joe. Sungguh menjengkelkan ia pergi lebih awal dariku.  Jam tanganku menunjukkan pukul sembilan. Tak akan sempat jika aku pulang terlebih dahulu.mau tak mau aku harus menuju ke sekolah dengan seragam yang kemarin belum ku ganti. Bak tuna wisma aku kembali ke Art Beauty High School dengan seragam lusuhku. Bau asam dan minyak yang menumpuk di wajahku menambah kesan tak biasa.
“keynaa,,,,, dari mana saja kamu?, Ms kira kamu nggak akan datang, sana cepat pakai shower sprai dan pakai kostum”
Jaman sudah begitu canggih hanya dengan di semprotkan sejenis sprai ketubuhku. Bau asam dan minyak hilang seketika. Tapi sayangnya kostum yang ku kenakan tak jauh lesuh dengan baju seragamku. Belum lagi cairan-cairann Hiv yang terbuat dari sagu cair akan menghiasi kostum .
Oh iya, ini perasaanku saja atau sedari tadi aku tak melihat batang hidung Joe. Kali ini aku berhak mencari tau , karena Joe adalah lawan Aktingku. Dan tiba-tiba perasaan yang tidak enak muncul seketika.
“emm,, maaf ganggu, kamu liat Joe nggak?” tanyaku ke salah satu Crue Drama Musical. Ia hanya menggelengkan kepala dengan menunjukkan raut wajah sedih kearahku.
“dimana Joe!!, kenapa kalian Berwajah seperti itu HAH!” bentakku yang mulai naik darah karena smeua orang yang ku tanyai mempunyai jawaban yang sama. Mereka lebih hebat dari tentara yang kompak. Tanpa di komando. Hanya gelengan kepala dan raut wajah sedih yang membuatku semakin kecewa dan Muak!.
“key?” ms.Ine menghampiriku.
“kemana Joe ms?” ucapku sambil mengeluarkan banyak air mata
“jangan fikirkan dia lagi ya, tenang key, ms udah punya pengganti Joe ko”
“tidak, aku takkan tampil tanpa Joe!”
Ms.ine berusaha menenangkanku. Kita berdua duduk di kursi auditorium. Menetralkan apa yang terjadi adalah cara yang tepat untuk membuatku mengerti.
“key, dengarkan aku, kau harus tampil ada atau tanpa Joe sekalipun. Bagaimana kau mau menjadi artis internasional jika kau tidak tampil hanya karena orang yang kau sayangi tidak ada?”
“ms. Tau kalau aku suka sama Joe?, hmmmm baik ms. Keyna bakal tampil tanpa Joe, tapi tolong ceritakan  semua apa yang terjadi?”.
Ms.ine pun menceritakan semuanya. Tak kuasa aku menahan tangis. Semua terasa begitu cepat, dan aku belum siap menerima kenyataan Pahit. Seakan tak percaya dengan apa yang terjadi.
“ms. Harap besok setelah tampil kamu bisa dateng ya key” lanjut ms. Ine mengakhiri pembicaraan.
Gladiresik sudah dimulai, aku harus bergegas menghapus air mata yang sempat membanjiri pipiku. Berakting secara prefesional dan melupakan sejenak semua kejadian pahit, adalah satu-satunya cara agar aku tetap tegar. Dan dapat menghadapi semuanya.
Keesokan harinya penampilan drama Musical “season Change” berjalan dengan mulus berkat Do’a ,latihan, dan kerja keras. Drama musical “season Change” berhasil tercatat di james Book of Record sebagai drama musical termegah,mewah dan dramatis baik dalam alur, pemeran dan properti yang digunakan. Namun hal tersebut tak membuatku begitu senang, bukan berarti aku manusia jalang yang tak tau rasa syukur, hanya saja seseorang pergi meninggalkanku tanpa mengucapkan slamat tinggal.
Setelah tampil Taman phon menjadi destinasi sekaligus saksi bisu rasa sakit yang harus segera ku obati. 
Ratusan bunga menghiasi taman berukuran satu hektar tersebut. Di tengah taman kulihat orang yang kusayangi bersama wanita lain di atas panggung Althar . Baju pengantin yang mereka kenakan seakan menusuk nusuk hatiku, menghancurkannya secara bertubi-tubi. Aku tak bisa bertutur kata, saat aku melangkah kearah Joe dan Lim. Untuk pensucian dosa. Joe harus menikah dini dengan seorang wanita Suci asal Jerman yang diyakini oleh keluarganya dapat membersihkan darah daging haram yang terdapat di tubuhnya. Dan kemarin Ms.ine sudah lebih dahulu mengetahui sehingga ia mengijinkan aku dan joe . sebagai ucapan selamat tinggal.
“joe,, selamat ya” ucapku berusaha tegar. Mungkin ini adalah terakhir kalinya aku berjabat tangan dengan Joe. Karena besok joe akan membina rumah tangga di Jerman.
“key, maafkan aku”
“key maafkan aku
Aku hanya tersenyum , walau di balik senyuman manisku terdapat hati yang menjerti. Aku berusaha mengerti bahwa inilah takdir. Takdir yang tak dapat kulawan, tak dapat ku ubah dan takdirku adalah melupakan Joe untuk slamanya.


Terimakasih sudah berkunjung! tunggu cerpen karya imam selanjtunya ya!
Copas? jangan lupa sertakan sumbernya :) https://imamnurhidayat2.blogspot.com/b/post-preview?token=F_OzGlEBAAA.bzLcWSxMc6ofR9oNK6ajOU43GV4K6PkAIX0EpSyxDqrCy6CIpEpZ6gjHMZE1Tx2zBUeJ5RDthwEWynDSiQN5rg.ahp1tB5eBL43tizdUpBCWw&postId=1920899460904336989&type=POST

Tidak ada komentar:

Posting Komentar