SELAMAT MEMBACA!! :) |
“Key Nanti jalan yuk?”
“Tapi, besokkan kita perfom Joe,
nanti abis pulang sekolah juga ada latihan!” tanyaku dengan nada yang bingung.
“udah kita ijin aja capek kali
Key, latihan mulu, kita tuh butuh Refreshing “
Aku pun hanya terdiam. Mencerna
dari setiap kata yang di lontarkan. Memang ada baiknya juga jika aku refreshing
sebentar. Namun kurasa semalam tiada badai ataupun hujan. Tapi mengapa
tiba-tiba Joe mengajakku jalan. Keadaan mulai hening sedangkaan jaket tebalku
mulai tidak berfungsi dengan baik. Bibirku seakan membeku. sulit bagiku untuk berucap. Aku
hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawaban “iya”.
TEEETTT,,,,,,,,,,,,,TEEEETT,,,,,,TEEETT,,,,,,
Bell sekolah berbunyi.
Aku dan Joe harus bergegas menuju
kelas. Jika kami tak ingin menjadi Romeo juliet plus skor minus dari Ms.Ine
karena terlambat.
Suasana kelas terasa hampa. Semua
siswa di kelasku sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Sebagian ada yang
sibuk bermain dengan Ponselnya dan sebagian lagi ada yang tertidur lelap diatas
meja mereka masing-masing. Suhu semakin dingin. Hangatnya sinar mentari
berhasil dikalahkan dengan suhu yang semakin dingin melahirkan rasa kantuk yang
perlahan mulai menyerang mataku.
Rasa lelah yang masih berbekas
karena latihan kemarin mendukung rasa kantukku hingga pada akhirnya aku
melakukkan hal yang tak seharusnya kulakukkan. Aku menaruh kepalaku ke atas
meja . semakin nikmat bila kedua kelopak mata ini tertutup. Bak di hipnotis. Akupun ikut terlelap bersama
bintang-bintang harapan yang tak tau kapan ku bisa mewujudkannya.
“key,,,,key,,,,!”seseorang
memanggilku . tangan kanannya begitu terasa menggoyang-goyangkan pundakku.
“Hah!!!” Aku tersentak kaget.
Setelah melihat keadaan kelas yang kosong.
Saking terlelapnya aku tidur. Jam belajar mengajar telah usai.
Semua siswa telah pulang kecuali
aku dan Joe.
“Joe, kamu kenapa nggak bangunin
si?” ucpaku kesal.
“tenang. Hari ini semua guru
rapat ko . jadi hari ini nggak ada yang ngajar key, tapi ada tugas yang nggak
seidkit dari mereka. Benarkan apa kataku latihan keras setiap hari hanya
membuat kita muak. Lagi pula dialog dan skenario cerita telah di luar kepala”
Kepalaku masih terasa pusing.
Belum sepenuhnya nyawaku berkumpul, namun tanagn joe lebih dulu menarikku.
Aku sedikit merapihkan rambut dan
seragamku yang mulai kusut. Sulit bagiku untuk melangkahkan kaki . otot-otot
yang berada didalamnya masih terasa kaku dan butuh waktu untuk melemaskan
kembali seperti semula.
Joe terus menarikku. Seakan tak
ingin kehilangan satu detikpun. Joe tetap bersikukuh , mengajakku ke suatu
tempat. Pada awalnya aku merasa jengkel akan perilakunya yang semakin hari
semakin aneh. Namun semuanya berubah ketika Joe Merangkul tubuh lemasku. Aku
mulai merasakan kehangatan tubuh tegapnya. Menambah semangatku dan
menghilangkan sisa sisa rasa kantuk yang sempat merekat di tubuh ini.
Siang ini cukup cerah. Hawanya
tak sedingin tadi pagi.
“Joe Kita mau kemana sih?”
“udah ikut aja!” ucapnya santai .
“sebentar, mending kita ke
ruangan Ms.Ine dulu , setidaknya kita sudah ngabarin dia!” sudah cukup banyak
dosayang kuperbuat pagi ini.aku tak mau menambahnya lagi dengan membuat guru
kesayanganku kecewa. Ijin tidak ikut latihan bagiku tidak masalah, toh aku
slalu rajin ikut latihan. Walau ini latihan terakhir. Dan semoga Ms.Ine bisa
mengerti dan mengijinkanku dan Joe.
Ruang ms.ine yang hanya berukuran
lima kali tubuhku cukup sunyi. Suara ketikan Keyboard. Dan dentingan Jam saja
yang terdengardi ruangan tersebut.
Tok,,,tokk,,tokk
“permisi?”
“ya, siapa?”
“Keyna sama Joe Ms.”
“Keyna sama Joe Ms.”
“ohhh, kalian mau ijin ya, iya
udah ijin aja key gak apa apa ko, jangan lupa siapin buat gladiresik Besok ya!”
Ucap ms,Ine dari balik kaca buram ruangannya.
“yess!!” ucapku senang tanpa
memikirkan kenapa Ms.Ine tak menyuruh kami masuk. Serta dengan mudahnya
mengijinkan aku dan Joe untuk tidak latihan padahal kami berdua pemeran utama.
Dan pentas tinggal menghitung jam lagi.
“waaaahhhhh” Aku memejamkan mataku sejenak. Membiarkan hilran angin mengibarkan seragam
dan rambut panjangku. Dan ketikaku membuka mata. Suasana White Beach yang indah
langsung memanjakanku. Tanpa merogoh kocek yang bisa membuat dompet jebol. Aku
disuguhkan oleh panorama Pantai yang menabjubkan. Ribuan pasir putih menggelitiki kakiku yang
tak beralas. Puluhan pohon kelapa
menari-nari bersama angin di temani dengan gulungan ombak yang indah.
Semuanya seakan mengundangku
untuk ikut menari bersama mereka.
“kau senang?” suara bisikan itu
datang dari arah belakang.
“iyaaaaaaa,,,,,,,,,,!!” teriakku
sekeras mungkin.
Hari ini adalah hari yang paling
menyenangkan di dalam hidupku. Sekarang aku mengerti bahwa Kebahagiaan
sederhana adalah disaat aku bersama orang yang ku sayangi menikmati kebahagiaan
di White Island.
Dan ini juga pertama kalinya aku
melihat Joe merekahkan senyumnya yang membuat ketampananya bertambah seribu
persen. Aku sugguh bahagia. Dan berharap hari ini takkan pernah berakhir. Hari
semakin gelap dan sesuatu yang buruk merusak kebahagiaan kami.
“eh, Joe kapan terakhir jam
berapa?”
“jam lima key?”
“ya ampunnn!! Sekarang udah jam
lima!!”
Kami terlambat, kapal terakhir
telah kandas dari dermaga White Beach. Sekarang hanya tinggal aku, Joe dan
White beach. Mataharipun perlahan mulai menghilang. Dan malampun tiba.
Aku yang mulai gundah tenang
seketika tatkala aku melihat Joe menikmati malam di White Beach.
“joe?”
“ya?”
“kamu kenapa nggak panik?”
“untuk apa panik, jika kita
terjebak di dalam syurga yang indah?”
“ihh,, bukan masalah itu Joe,
besok kan kita gladiresik!”
Tiba-tiba satu pelukkan datang
menghampiriku jantungku berdebar kencang. Takut, senang dan sedih semuanya
bercampur aduk menjadi satu.
“tenang aja key, semua kan
baik-baik saja, besok gladiresiknya jam sepuluh, jadi kamu tenang aja ya,,
hoaammmss!!” Joe melepaskan Pelukannya dan langsung terlelap di atas pasir
putih.
Lantaran Rasa kantuk belum
menyerangku. Terbesit di benak fikiranku akan ide konyol. Kutulis semua
harapanku di secarik kertas, menggulungnya dan memasukkan kedalam botol.
Membuangnya ke dasar laut. Berharap kelak malaikat kan menemukan dan
mengabulkan semuanya.
Malam ini begitu damai. Rsa
kantung yang telah kutunggu akhirnya tiba. Ia datang dengan senyuman dan
bersedia menemani tidurku malam ini.
***
Di atas pasir putih ku masih
terlelap. Dengan ramhanya sinar mentari pagi membangunkanku. Namun tak terlihas
sesosok Joe. Sungguh menjengkelkan ia pergi lebih awal dariku. Jam tanganku menunjukkan pukul sembilan. Tak
akan sempat jika aku pulang terlebih dahulu.mau tak mau aku harus menuju ke
sekolah dengan seragam yang kemarin belum ku ganti. Bak tuna wisma aku kembali
ke Art Beauty High School dengan seragam lusuhku. Bau asam dan minyak yang
menumpuk di wajahku menambah kesan tak biasa.
“keynaa,,,,, dari mana saja
kamu?, Ms kira kamu nggak akan datang, sana cepat pakai shower sprai dan pakai
kostum”
Jaman sudah begitu canggih hanya
dengan di semprotkan sejenis sprai ketubuhku. Bau asam dan minyak hilang
seketika. Tapi sayangnya kostum yang ku kenakan tak jauh lesuh dengan baju
seragamku. Belum lagi cairan-cairann Hiv yang terbuat dari sagu cair akan
menghiasi kostum .
Oh iya, ini perasaanku saja atau
sedari tadi aku tak melihat batang hidung Joe. Kali ini aku berhak mencari tau
, karena Joe adalah lawan Aktingku. Dan tiba-tiba perasaan yang tidak enak
muncul seketika.
“emm,, maaf ganggu, kamu liat Joe
nggak?” tanyaku ke salah satu Crue Drama Musical. Ia hanya menggelengkan kepala
dengan menunjukkan raut wajah sedih kearahku.
“dimana Joe!!, kenapa kalian Berwajah
seperti itu HAH!” bentakku yang mulai naik darah karena smeua orang yang ku
tanyai mempunyai jawaban yang sama. Mereka lebih hebat dari tentara yang
kompak. Tanpa di komando. Hanya gelengan kepala dan raut wajah sedih yang
membuatku semakin kecewa dan Muak!.
“key?” ms.Ine menghampiriku.
“kemana Joe ms?” ucapku sambil
mengeluarkan banyak air mata
“jangan fikirkan dia lagi ya,
tenang key, ms udah punya pengganti Joe ko”
“tidak, aku takkan tampil tanpa
Joe!”
Ms.ine berusaha menenangkanku.
Kita berdua duduk di kursi auditorium. Menetralkan apa yang terjadi adalah cara
yang tepat untuk membuatku mengerti.
“key, dengarkan aku, kau harus
tampil ada atau tanpa Joe sekalipun. Bagaimana kau mau menjadi artis
internasional jika kau tidak tampil hanya karena orang yang kau sayangi tidak
ada?”
“ms. Tau kalau aku suka sama
Joe?, hmmmm baik ms. Keyna bakal tampil tanpa Joe, tapi tolong ceritakan semua apa yang terjadi?”.
Ms.ine pun menceritakan semuanya.
Tak kuasa aku menahan tangis. Semua terasa begitu cepat, dan aku belum siap
menerima kenyataan Pahit. Seakan tak percaya dengan apa yang terjadi.
“ms. Harap besok setelah tampil
kamu bisa dateng ya key” lanjut ms. Ine mengakhiri pembicaraan.
Gladiresik sudah dimulai, aku
harus bergegas menghapus air mata yang sempat membanjiri pipiku. Berakting
secara prefesional dan melupakan sejenak semua kejadian pahit, adalah
satu-satunya cara agar aku tetap tegar. Dan dapat menghadapi semuanya.
Keesokan harinya penampilan drama
Musical “season Change” berjalan dengan mulus berkat Do’a ,latihan, dan kerja
keras. Drama musical “season Change” berhasil tercatat di james Book of Record
sebagai drama musical termegah,mewah dan dramatis baik dalam alur, pemeran dan
properti yang digunakan. Namun hal tersebut tak membuatku begitu senang, bukan
berarti aku manusia jalang yang tak tau rasa syukur, hanya saja seseorang pergi
meninggalkanku tanpa mengucapkan slamat tinggal.
Setelah tampil Taman phon menjadi
destinasi sekaligus saksi bisu rasa sakit yang harus segera ku obati.
Ratusan bunga menghiasi taman
berukuran satu hektar tersebut. Di tengah taman kulihat orang yang kusayangi
bersama wanita lain di atas panggung Althar . Baju pengantin yang mereka
kenakan seakan menusuk nusuk hatiku, menghancurkannya secara bertubi-tubi. Aku
tak bisa bertutur kata, saat aku melangkah kearah Joe dan Lim. Untuk pensucian
dosa. Joe harus menikah dini dengan seorang wanita Suci asal Jerman yang
diyakini oleh keluarganya dapat membersihkan darah daging haram yang terdapat
di tubuhnya. Dan kemarin Ms.ine sudah lebih dahulu mengetahui sehingga ia
mengijinkan aku dan joe . sebagai ucapan selamat tinggal.
“joe,, selamat ya” ucapku
berusaha tegar. Mungkin ini adalah terakhir kalinya aku berjabat tangan dengan
Joe. Karena besok joe akan membina rumah tangga di Jerman.
“key, maafkan aku”
“key maafkan aku
Aku hanya tersenyum , walau di
balik senyuman manisku terdapat hati yang menjerti. Aku berusaha mengerti bahwa
inilah takdir. Takdir yang tak dapat kulawan, tak dapat ku ubah dan takdirku
adalah melupakan Joe untuk slamanya.
Terimakasih sudah berkunjung! tunggu cerpen karya imam selanjtunya ya!
Copas? jangan lupa sertakan sumbernya :) https://imamnurhidayat2.blogspot.com/b/post-preview?token=F_OzGlEBAAA.bzLcWSxMc6ofR9oNK6ajOU43GV4K6PkAIX0EpSyxDqrCy6CIpEpZ6gjHMZE1Tx2zBUeJ5RDthwEWynDSiQN5rg.ahp1tB5eBL43tizdUpBCWw&postId=1920899460904336989&type=POST