Rabu, 01 Januari 2014

Otak part 1


Malam itu begitu sunyi, hujan turun dengan lebatnya, berjuta-juta rintikkan Hujan membasahi sebuah bangunan, Bangunan yang akan bersejarah bagi seseorang. Didalam Bangunan itu seoang pemuda sedang duduk diatas kursi kayu kalsik, jari-jemarinya sedang menari-manari dia atas secarik kertas dibantu sebuah Pensil ,ia adalah Haze, wartawan di majalah tidak terkenal di sebuah kota besar di jepang. Haze sedang menulis, apa-apa yang sudah menjadi kewajibbannya, menulis sebuah Artikel yang nantinya akan di kirim ke Bos nya. Yang banyak orang bilang ia amat kejam dan sadis.
 “TOKK,,,TOKKKK,TOKKKK,,,,!” “ia Sebentar!
” “Buka Bajingan!”
Hazepun membuka pintunya, terlihat seorang yang berbadan Besar berwajah garang, orang yang sudah tidak asing lagi baginya, Bosnya Imam .
 “Bos, apa kabar?”
 “ALAh,,, nggak usah banyak omong kau mana Artikel yang saya suruh tadi pagi?”
 “Belum jadi Bos!”
 “Belomm jadi?!!!
Tanpa aba-aba Imam mencekek Leher Haze dengan erat sehingga Haze susah untuk bernafas, hingga akhirnya ia Pingsan
Haze berusaha membuka kelopak matanya, melihat keadaan sekitar betapa kagetnya ia setelah sekujur tubuhnya diikat dengan tali tambang,
 “hah udah kau tidurnya!”
 Haze gemeteran, tersentak keringan dingin membasahi tubuhnya, wajahnya berubah pucat pasi, “sekarang Saya akan membuatmu untuk tidur selamanya, hahahahahahahaha!” Imam berbalik arah mengambil martil yang ada di meja, sekarang aksinya yang tidak Rasional telah bermulia, ia telah siap dengan martil di tangan kanannya,
 “Saya mohon Boss beri kesempatan sekali lagi!’
 “nggak ada!, gue pengen makan Otak malam ini!”
Imam pun melayangkan tangannya kearah kepala Haze, berkali-kali hingga darah segar bermuncrattan membasahi lantai, tengkorak Kepala Hazepun pecah akan hantaman Martil yang diberikkan oleh Imam, otak putih Haze pun terlihat dari luar kepqalnya yang sudah tidak berbentuk lagi. Imam pun menggamblnya perlahan namun pasti dan lekas memakannya sekali telan. “hahahahaha,,, akhrinya, sudah lama ku tidak memakan Otak seorang jurnalis” Mayat Haze dikubur di halamn belakang bangunan tua , dan itu menjadi sejarah pahit bagi seorang jurnalis seperti Haze. Sejak saat itu setiap malam jumat kliwon terdengar teriakkan Haze dalam bangunan itu.

1 komentar: