Setelah pembunuhan
Haze, sahabat Haze sangat kesal akan perilaku Bosnya yang sadis, mereka adalah
Rivan, Gilang, dan Luthfikah.Mereka
berkumpul di bangunan tua itu, sedang rapat apa yang mereka rencanakan
untuk membunuh Imam sang bos yang kejam.
“bagaimana kalau kita Mutilasi?”
seru Luthfikah
“jangan! nanti Polisi bisa tau!”
seru Gilang
“kita Bakar!” seru Rivan
“Oke,,,,,”
Mereka pun
menyepakati akan membakar Imam hidup-hidup, dengan teliti mereka menentukan
kapan sikon yang tepat untuk membunuhnya,
“tapikan, Imam badannya gede?”
tanya luthfika ragu
“Loe takut ?”
Luthfikah hanya
menganggukkan kepala.
“ya udah biar kta bertiga
aja,nanti lo yang mengabadikkan rencana kita OK?”
“Ok”
***
Semua member Tabloid
berkumpul di aula kantor denga senjata yang mereka sembunyikan di saku , Imam
sang Bos masuk dengan gagah dan berwibawa, luthfikah menyiapkan bahan-bahan
yang ingin di perbincangkan selama rapat bulanan Redaksi, Gilang mempersiapkan
Laptop, proyektor dan berkas-berkas.
“smuanya sudah siap?”
“sudah Bos!”
“sebelum rapat di mulai isi
Absensi ini!”
Imam memberikan buku
Absensi kepada luthfikah , bergilir menandatangani kolom mereka masing-masing ,
hingga kolom milik Haze yang tersisa.
“Bos, Haze tidak hadir?” tanya
Gilang pura-pura tidak tau
Sang Bos hanya
tersipu santai sambil menuliskan sesuatu di kolom absensi Haze (HAZE IS DEATH).
Rapatpun dimulai.
Sang bos membicarakan tentang tema edisi Tabloid selanjutnya. Menjelaskan
sedikit tentang cara-cara menulis dan seputar ilmu kejurnalistikkan.
“ayo, siapa yang mau mengusulkan
tema untuk edisi selanjutnya?”
Rivan mengancungkan
tangan,
“baik kamu Rivan?
“gimana kalau memperingati
seminggu kematian Haze?”
Semua terdiam,keadaan
menjadi sunyi. Tatapan Gilang,Rivan Dan luthfikah menjadi tajam tertuju satu
arah.
“ada apa?” tanay sang Bos
“O,iyaa oke ,bisa kamu jelaskan
mengapa kamu mengambil tema seperti itu Rivan?”
“bukankah Bos sudah tau?, jadi
untuk apa kita jelaskan lagi?”
“SERAAAAAAAANGGGG!!!”
Sentak Gilang, dan
Rivan menyerang Imam , sedangkan luthfikah hanya mengabadikkan kejadian ini
dengan handicamp.keadaan rapat semakiin kacau , Gilang berusaha mengayunkan
celurit yang sudah di pegangnya sedarutadi berharap mengenai tubuh sang Bos.
Tapi sang bos tidak kalah lincah ia menghindar semua serangan dari gilang,dan
menangkisnya dengan beberapa meja di Aula.
“kalian ingin membunuh saya?”
“iya!!”
“oke kita liat siapa yang akan
terbunuh duluan!”
ini sudah terjadi antara membunuh dan di bunuh, mereka harus berhadapan dengan sang Bos yang kejam, jika mereka menang kejayaanlah yang mereka terima, tapi jika mereka kalah tubuh merekalah yang akan tercincang oleh sang Bos. Pertarungan satu lawan duapun semakin mencekam ketika Golok Rivan berhasil memotong putus lengan kanan Sang Bos.
ini sudah terjadi antara membunuh dan di bunuh, mereka harus berhadapan dengan sang Bos yang kejam, jika mereka menang kejayaanlah yang mereka terima, tapi jika mereka kalah tubuh merekalah yang akan tercincang oleh sang Bos. Pertarungan satu lawan duapun semakin mencekam ketika Golok Rivan berhasil memotong putus lengan kanan Sang Bos.
“Agggkhhh!!!!”
Sang Bos menjerit
keras. darah segar terjun dengan derasnya membanjiri beberapa lantai.perlahan
ia mundur hingga tak sadar Gilang membekapnya hingga pingsan dan mengikatnya
dengan tali tambang.
***
Sang Bos membuka
matanya dan melihat tubuhnya terikkat
terbalik,ironisnya tempat kejadiannya sama ketika ia membunuh Haze.
Gilang,rivan dan
luthfikah menatap kejam kepada sang Bos.
Sebentar lagi nyawanya akan di renggut oleh ketiga membernya.
“o iya guys sebelum kita habisi
orang ini gimana kalau kita siksa dulu?”
“Okeee !!!!”
Rivan mengambil pisau
di meja terdekat dan mengkiuliti setengah badan sang Bos, perlahan namun pasti
hingga kulit sang bos terkelupas, dengan dishiasi teriakkannya yang amat keras,
kulit epidermis sang Bos terlihat,luthfika hanya merekam sambil menutup kedua
matanya tak tahan melihat kekejaman teman-temannya.
“udah cukup kan guys?”
“okehh, sekarang final
distinationnya!!”
Gilang mengambil
bensin dan menyiramnya tepat di depan sang Bos.hingga basah kuyup. Luthfikah
mengambil korek dan menyalakanyya.
“Bos maafin aku yah!”
“luthfikah cantik, saya mohon
jangan!”
Luthfikah melemparkan
korek , api menjalar cepat dan membakar habis Sang Bos.
“tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkhhhh,,,,,
panasssssssssssss!!!””
Si Bos layaknya ayam
yang sedang di panggang , semua bertatapan senang akan sang Bos telah tewas. Dan mayat sang Bos di awetkan dan di
simpan di atas loteng .hingga saat itu kehidupan mereka berjalan lancar seperti
sedia kala.
Kurang kejam ya hehehehe :D
BalasHapus