Rabu, 01 Januari 2014

Otak part 2

                Setelah pembunuhan Haze, sahabat Haze sangat kesal akan perilaku Bosnya yang sadis, mereka adalah Rivan, Gilang, dan Luthfikah.Mereka  berkumpul di bangunan tua itu, sedang rapat apa yang mereka rencanakan untuk membunuh Imam sang bos yang kejam.
                “bagaimana kalau kita Mutilasi?” seru Luthfikah
                “jangan! nanti Polisi bisa tau!” seru Gilang
                “kita Bakar!” seru Rivan
                “Oke,,,,,”
Mereka pun menyepakati akan membakar Imam hidup-hidup, dengan teliti mereka menentukan kapan sikon yang tepat untuk membunuhnya,
                “tapikan, Imam badannya gede?” tanya luthfika ragu
                “Loe takut ?”
Luthfikah hanya menganggukkan kepala.
                “ya udah biar kta bertiga aja,nanti lo yang mengabadikkan rencana kita OK?”
                “Ok”
                                                                ***
Semua member Tabloid berkumpul di aula kantor denga senjata yang mereka sembunyikan di saku , Imam sang Bos masuk dengan gagah dan berwibawa, luthfikah menyiapkan bahan-bahan yang ingin di perbincangkan selama rapat bulanan Redaksi, Gilang mempersiapkan Laptop, proyektor dan berkas-berkas.
                “smuanya sudah siap?”
                “sudah Bos!”
                “sebelum rapat di mulai isi Absensi ini!”
Imam memberikan buku Absensi  kepada luthfikah , bergilir  menandatangani kolom mereka masing-masing , hingga kolom milik Haze yang tersisa.
                “Bos, Haze tidak hadir?” tanya Gilang pura-pura tidak tau
Sang Bos hanya tersipu santai sambil menuliskan sesuatu di kolom absensi Haze (HAZE IS DEATH).
Rapatpun dimulai. Sang bos membicarakan tentang tema edisi Tabloid selanjutnya. Menjelaskan sedikit tentang cara-cara menulis dan seputar ilmu kejurnalistikkan.
                “ayo, siapa yang mau mengusulkan tema untuk edisi selanjutnya?”
Rivan mengancungkan tangan,
                “baik kamu Rivan?
                “gimana kalau memperingati seminggu kematian Haze?”
Semua terdiam,keadaan menjadi sunyi. Tatapan Gilang,Rivan Dan luthfikah menjadi tajam tertuju satu arah.
                “ada apa?” tanay sang Bos
                “O,iyaa oke ,bisa kamu jelaskan mengapa kamu mengambil tema seperti itu Rivan?”
                “bukankah Bos sudah tau?, jadi untuk apa kita jelaskan lagi?”
                “SERAAAAAAAANGGGG!!!”
Sentak Gilang, dan Rivan menyerang Imam , sedangkan luthfikah hanya mengabadikkan kejadian ini dengan handicamp.keadaan rapat semakiin kacau , Gilang berusaha mengayunkan celurit yang sudah di pegangnya sedarutadi berharap mengenai tubuh sang Bos. Tapi sang bos tidak kalah lincah ia menghindar semua serangan dari gilang,dan menangkisnya dengan beberapa meja di Aula.
                “kalian ingin membunuh saya?”
                “iya!!”
                “oke kita liat siapa yang akan terbunuh duluan!”
ini sudah terjadi antara membunuh dan di bunuh, mereka harus berhadapan dengan sang Bos yang kejam, jika mereka menang kejayaanlah yang mereka terima, tapi jika mereka kalah tubuh merekalah yang akan tercincang oleh sang Bos. Pertarungan satu lawan duapun semakin mencekam ketika Golok Rivan berhasil memotong  putus lengan kanan Sang Bos.
                “Agggkhhh!!!!”
Sang Bos menjerit keras. darah segar terjun dengan derasnya membanjiri beberapa lantai.perlahan ia mundur hingga tak sadar Gilang membekapnya hingga pingsan dan mengikatnya dengan tali tambang.
***
Sang Bos membuka matanya dan melihat  tubuhnya terikkat terbalik,ironisnya tempat kejadiannya sama ketika ia membunuh Haze.
Gilang,rivan dan luthfikah menatap kejam kepada sang Bos.  Sebentar lagi nyawanya akan di renggut oleh ketiga membernya.
                “o iya guys sebelum kita habisi orang ini gimana kalau kita siksa dulu?”
                “Okeee !!!!”
Rivan mengambil pisau di meja terdekat dan mengkiuliti setengah badan sang Bos, perlahan namun pasti hingga kulit sang bos terkelupas, dengan dishiasi teriakkannya yang amat keras, kulit epidermis sang Bos terlihat,luthfika hanya merekam sambil menutup kedua matanya tak tahan melihat kekejaman teman-temannya.
                “udah cukup kan guys?”
                “okehh, sekarang final distinationnya!!”
Gilang mengambil bensin dan menyiramnya tepat di depan sang Bos.hingga basah kuyup. Luthfikah mengambil korek dan menyalakanyya.
                “Bos maafin aku yah!”
                “luthfikah cantik, saya mohon jangan!”
Luthfikah melemparkan korek , api menjalar cepat dan membakar habis Sang Bos.
                “tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkhhhh,,,,, panasssssssssssss!!!””
Si Bos layaknya ayam yang sedang di panggang , semua bertatapan senang akan sang Bos telah  tewas. Dan mayat sang Bos di awetkan dan di simpan di atas loteng .hingga saat itu kehidupan mereka berjalan lancar seperti sedia kala.

1 komentar: