Rabu, 18 November 2015

SEASON CHANGE PART III (THE LAST)

SELAMAT MEMBACA!! :)

Key Nanti jalan yuk?”
“Tapi, besokkan kita perfom Joe, nanti abis pulang sekolah juga ada latihan!” tanyaku dengan nada yang bingung.
“udah kita ijin aja capek kali Key, latihan mulu, kita tuh butuh Refreshing “
Aku pun hanya terdiam. Mencerna dari setiap kata yang di lontarkan. Memang ada baiknya juga jika aku refreshing sebentar. Namun kurasa semalam tiada badai ataupun hujan. Tapi mengapa tiba-tiba Joe mengajakku jalan. Keadaan mulai hening sedangkaan jaket tebalku mulai tidak berfungsi dengan baik. Bibirku seakan  membeku. sulit bagiku untuk berucap. Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawaban “iya”.
TEEETTT,,,,,,,,,,,,,TEEEETT,,,,,,TEEETT,,,,,, Bell sekolah berbunyi.
Aku dan Joe harus bergegas menuju kelas. Jika kami tak ingin menjadi Romeo juliet plus skor minus dari Ms.Ine karena terlambat.
Suasana kelas terasa hampa. Semua siswa di kelasku sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Sebagian ada yang sibuk bermain dengan Ponselnya dan sebagian lagi ada yang tertidur lelap diatas meja mereka masing-masing. Suhu semakin dingin. Hangatnya sinar mentari berhasil dikalahkan dengan suhu yang semakin dingin melahirkan rasa kantuk yang perlahan mulai menyerang mataku.
Rasa lelah yang masih berbekas karena latihan kemarin mendukung rasa kantukku hingga pada akhirnya aku melakukkan hal yang tak seharusnya kulakukkan. Aku menaruh kepalaku ke atas meja . semakin nikmat bila kedua kelopak mata ini tertutup.  Bak di hipnotis. Akupun ikut terlelap bersama bintang-bintang harapan yang tak tau kapan ku bisa mewujudkannya.
“key,,,,key,,,,!”seseorang memanggilku . tangan kanannya begitu terasa menggoyang-goyangkan pundakku.
“Hah!!!” Aku tersentak kaget. Setelah melihat keadaan kelas yang kosong.   Saking terlelapnya aku tidur. Jam belajar mengajar telah usai.
Semua siswa telah pulang kecuali aku dan Joe.
“Joe, kamu kenapa nggak bangunin si?” ucpaku kesal.
“tenang. Hari ini semua guru rapat ko . jadi hari ini nggak ada yang ngajar key, tapi ada tugas yang nggak seidkit dari mereka. Benarkan apa kataku latihan keras setiap hari hanya membuat kita muak. Lagi pula dialog dan skenario cerita telah di luar kepala”
Kepalaku masih terasa pusing. Belum sepenuhnya nyawaku berkumpul, namun tanagn joe lebih dulu menarikku.
Aku sedikit merapihkan rambut dan seragamku yang mulai kusut. Sulit bagiku untuk melangkahkan kaki . otot-otot yang berada didalamnya masih terasa kaku dan butuh waktu untuk melemaskan kembali seperti semula.
Joe terus menarikku. Seakan tak ingin kehilangan satu detikpun. Joe tetap bersikukuh , mengajakku ke suatu tempat. Pada awalnya aku merasa jengkel akan perilakunya yang semakin hari semakin aneh. Namun semuanya berubah ketika Joe Merangkul tubuh lemasku. Aku mulai merasakan kehangatan tubuh tegapnya. Menambah semangatku dan menghilangkan sisa sisa rasa kantuk yang sempat merekat di tubuh ini.
Siang ini cukup cerah. Hawanya tak sedingin tadi pagi.
“Joe Kita mau kemana sih?”
“udah ikut aja!” ucapnya santai .
“sebentar, mending kita ke ruangan Ms.Ine dulu , setidaknya kita sudah ngabarin dia!” sudah cukup banyak dosayang kuperbuat pagi ini.aku tak mau menambahnya lagi dengan membuat guru kesayanganku kecewa. Ijin tidak ikut latihan bagiku tidak masalah, toh aku slalu rajin ikut latihan. Walau ini latihan terakhir. Dan semoga Ms.Ine bisa mengerti dan mengijinkanku dan Joe.
Ruang ms.ine yang hanya berukuran lima kali tubuhku cukup sunyi. Suara ketikan Keyboard. Dan dentingan Jam saja yang terdengardi ruangan tersebut.
Tok,,,tokk,,tokk
“permisi?”
“ya, siapa?”
“Keyna sama Joe Ms.”
“ohhh, kalian mau ijin ya, iya udah ijin aja key gak apa apa ko, jangan lupa siapin buat gladiresik Besok ya!” Ucap ms,Ine dari balik kaca buram ruangannya.
“yess!!” ucapku senang tanpa memikirkan kenapa Ms.Ine tak menyuruh kami masuk. Serta dengan mudahnya mengijinkan aku dan Joe untuk tidak latihan padahal kami berdua pemeran utama. Dan pentas tinggal menghitung jam lagi.
“waaaahhhhh”  Aku memejamkan mataku sejenak.  Membiarkan hilran angin mengibarkan seragam dan rambut panjangku. Dan ketikaku membuka mata. Suasana White Beach yang indah langsung memanjakanku. Tanpa merogoh kocek yang bisa membuat dompet jebol. Aku disuguhkan oleh panorama Pantai yang menabjubkan.  Ribuan pasir putih menggelitiki kakiku yang tak beralas.  Puluhan pohon kelapa menari-nari bersama angin di temani dengan gulungan ombak yang indah.
Semuanya seakan mengundangku untuk ikut menari bersama mereka.
“kau senang?” suara bisikan itu datang dari arah belakang.
“iyaaaaaaa,,,,,,,,,,!!” teriakku sekeras mungkin.
Hari ini adalah hari yang paling menyenangkan di dalam hidupku. Sekarang aku mengerti bahwa Kebahagiaan sederhana adalah disaat aku bersama orang yang ku sayangi menikmati kebahagiaan di White Island.
Dan ini juga pertama kalinya aku melihat Joe merekahkan senyumnya yang membuat ketampananya bertambah seribu persen. Aku sugguh bahagia. Dan berharap hari ini takkan pernah berakhir. Hari semakin gelap dan sesuatu yang buruk merusak kebahagiaan kami.
“eh, Joe kapan terakhir jam berapa?”
“jam lima key?”
“ya ampunnn!! Sekarang udah jam lima!!”
Kami terlambat, kapal terakhir telah kandas dari dermaga White Beach. Sekarang hanya tinggal aku, Joe dan White beach. Mataharipun perlahan mulai menghilang. Dan malampun tiba.
Aku yang mulai gundah tenang seketika tatkala aku melihat Joe menikmati malam di White Beach.
“joe?”
“ya?”
“kamu kenapa nggak panik?”
“untuk apa panik, jika kita terjebak di dalam syurga yang indah?”
“ihh,, bukan masalah itu Joe, besok kan kita gladiresik!”
Tiba-tiba satu pelukkan datang menghampiriku jantungku berdebar kencang. Takut, senang dan sedih semuanya bercampur aduk menjadi satu.
“tenang aja key, semua kan baik-baik saja, besok gladiresiknya jam sepuluh, jadi kamu tenang aja ya,, hoaammmss!!” Joe melepaskan Pelukannya dan langsung terlelap di atas pasir putih.
Lantaran Rasa kantuk belum menyerangku. Terbesit di benak fikiranku akan ide konyol. Kutulis semua harapanku di secarik kertas, menggulungnya dan memasukkan kedalam botol. Membuangnya ke dasar laut. Berharap kelak malaikat kan menemukan dan mengabulkan semuanya.
Malam ini begitu damai. Rsa kantung yang telah kutunggu akhirnya tiba. Ia datang dengan senyuman dan bersedia menemani tidurku malam ini.
***
Di atas pasir putih ku masih terlelap. Dengan ramhanya sinar mentari pagi membangunkanku. Namun tak terlihas sesosok Joe. Sungguh menjengkelkan ia pergi lebih awal dariku.  Jam tanganku menunjukkan pukul sembilan. Tak akan sempat jika aku pulang terlebih dahulu.mau tak mau aku harus menuju ke sekolah dengan seragam yang kemarin belum ku ganti. Bak tuna wisma aku kembali ke Art Beauty High School dengan seragam lusuhku. Bau asam dan minyak yang menumpuk di wajahku menambah kesan tak biasa.
“keynaa,,,,, dari mana saja kamu?, Ms kira kamu nggak akan datang, sana cepat pakai shower sprai dan pakai kostum”
Jaman sudah begitu canggih hanya dengan di semprotkan sejenis sprai ketubuhku. Bau asam dan minyak hilang seketika. Tapi sayangnya kostum yang ku kenakan tak jauh lesuh dengan baju seragamku. Belum lagi cairan-cairann Hiv yang terbuat dari sagu cair akan menghiasi kostum .
Oh iya, ini perasaanku saja atau sedari tadi aku tak melihat batang hidung Joe. Kali ini aku berhak mencari tau , karena Joe adalah lawan Aktingku. Dan tiba-tiba perasaan yang tidak enak muncul seketika.
“emm,, maaf ganggu, kamu liat Joe nggak?” tanyaku ke salah satu Crue Drama Musical. Ia hanya menggelengkan kepala dengan menunjukkan raut wajah sedih kearahku.
“dimana Joe!!, kenapa kalian Berwajah seperti itu HAH!” bentakku yang mulai naik darah karena smeua orang yang ku tanyai mempunyai jawaban yang sama. Mereka lebih hebat dari tentara yang kompak. Tanpa di komando. Hanya gelengan kepala dan raut wajah sedih yang membuatku semakin kecewa dan Muak!.
“key?” ms.Ine menghampiriku.
“kemana Joe ms?” ucapku sambil mengeluarkan banyak air mata
“jangan fikirkan dia lagi ya, tenang key, ms udah punya pengganti Joe ko”
“tidak, aku takkan tampil tanpa Joe!”
Ms.ine berusaha menenangkanku. Kita berdua duduk di kursi auditorium. Menetralkan apa yang terjadi adalah cara yang tepat untuk membuatku mengerti.
“key, dengarkan aku, kau harus tampil ada atau tanpa Joe sekalipun. Bagaimana kau mau menjadi artis internasional jika kau tidak tampil hanya karena orang yang kau sayangi tidak ada?”
“ms. Tau kalau aku suka sama Joe?, hmmmm baik ms. Keyna bakal tampil tanpa Joe, tapi tolong ceritakan  semua apa yang terjadi?”.
Ms.ine pun menceritakan semuanya. Tak kuasa aku menahan tangis. Semua terasa begitu cepat, dan aku belum siap menerima kenyataan Pahit. Seakan tak percaya dengan apa yang terjadi.
“ms. Harap besok setelah tampil kamu bisa dateng ya key” lanjut ms. Ine mengakhiri pembicaraan.
Gladiresik sudah dimulai, aku harus bergegas menghapus air mata yang sempat membanjiri pipiku. Berakting secara prefesional dan melupakan sejenak semua kejadian pahit, adalah satu-satunya cara agar aku tetap tegar. Dan dapat menghadapi semuanya.
Keesokan harinya penampilan drama Musical “season Change” berjalan dengan mulus berkat Do’a ,latihan, dan kerja keras. Drama musical “season Change” berhasil tercatat di james Book of Record sebagai drama musical termegah,mewah dan dramatis baik dalam alur, pemeran dan properti yang digunakan. Namun hal tersebut tak membuatku begitu senang, bukan berarti aku manusia jalang yang tak tau rasa syukur, hanya saja seseorang pergi meninggalkanku tanpa mengucapkan slamat tinggal.
Setelah tampil Taman phon menjadi destinasi sekaligus saksi bisu rasa sakit yang harus segera ku obati. 
Ratusan bunga menghiasi taman berukuran satu hektar tersebut. Di tengah taman kulihat orang yang kusayangi bersama wanita lain di atas panggung Althar . Baju pengantin yang mereka kenakan seakan menusuk nusuk hatiku, menghancurkannya secara bertubi-tubi. Aku tak bisa bertutur kata, saat aku melangkah kearah Joe dan Lim. Untuk pensucian dosa. Joe harus menikah dini dengan seorang wanita Suci asal Jerman yang diyakini oleh keluarganya dapat membersihkan darah daging haram yang terdapat di tubuhnya. Dan kemarin Ms.ine sudah lebih dahulu mengetahui sehingga ia mengijinkan aku dan joe . sebagai ucapan selamat tinggal.
“joe,, selamat ya” ucapku berusaha tegar. Mungkin ini adalah terakhir kalinya aku berjabat tangan dengan Joe. Karena besok joe akan membina rumah tangga di Jerman.
“key, maafkan aku”
“key maafkan aku
Aku hanya tersenyum , walau di balik senyuman manisku terdapat hati yang menjerti. Aku berusaha mengerti bahwa inilah takdir. Takdir yang tak dapat kulawan, tak dapat ku ubah dan takdirku adalah melupakan Joe untuk slamanya.


Terimakasih sudah berkunjung! tunggu cerpen karya imam selanjtunya ya!
Copas? jangan lupa sertakan sumbernya :) https://imamnurhidayat2.blogspot.com/b/post-preview?token=F_OzGlEBAAA.bzLcWSxMc6ofR9oNK6ajOU43GV4K6PkAIX0EpSyxDqrCy6CIpEpZ6gjHMZE1Tx2zBUeJ5RDthwEWynDSiQN5rg.ahp1tB5eBL43tizdUpBCWw&postId=1920899460904336989&type=POST

SEASON CHANGE PART 2



SELAMAT MEMBACA!! :)

Tak terasa sudah dua tahun aku belajar semua tentang dunia seni Akting di Art Beauty High school. dan ini adalah tahun terakhirku sebelum aku lulus dan melepas titleku sebagai siswi Art Beauty High school dan merubahnya menjadi Alumni.
Di setiap penghujung tahun. Art Beauty High School slalu mengadakan Pentas Seni. seluruh jursan menunjukkan semua yang telah di pelajari dan mengkalaborasikannya dalam pementasan yang luar biasa indahnya. Tahun ini pihak sekolah memutuskan untuk menampilkan Drama Musical. Bertamakan cinta sedih dan perpisahan. Judul drama Musical yang akan kami tampilkan adalah SEASON CHANGE. Judul tersebut berhasil di kemukakan oleh seseorang pria yang pernah menyelamatkanku saat aku terjebak di pintu gerbang  Art Beauty High school sehingga namaku terbebas dari Black List.
Tak kusangka Pria tampan yang ku fikir tadinya hanyalah seorang yang dingin tanpa ekspresi . ternyata ia sudah menjadi bintang  yang sangat di dambakan oleh setiap orang.
Dan berkat adaptasi dan waktu. Joe sekarang telah resmi menjadi sahabatku. Kami saling bertukar cerita dan terkadang salah satu cerita pengalaman kami jadikan sebuah Drama.
Akupun memerankannya dengan senang hati. Bagaimana tidak. Semua masalah yang seakan membebani punggungku bisa terselesaikan dengan mudah, hanya mengekspresikannya dalam drama .
Dan ku baru tau apa penyebap Joe menjadi seorang yang dingin.
Joe berasal dari hubungan gelap dari wanita sukses bernama Taylor dan pemilik sekolah Art Beauty High School Ben. Ia adalah anak yang tak diharapkan lahir kedunia. Namun tuhan berkehendak lain sehingga Joe masih di beri kesempatan hidup dan bernafas di dunia yang kejam ini.
Hari-hari Joe sungguh Berat. Di setiap hembusan nafas Joe tak terbesit rasa cinta dan kasih sayang orang tua. Hingga Joe lebih memilih melampiaskannya dengan terjun ke dunia akting. Itu sebapnya Joe bersikap dingin. Bukan Karena Joe sombong. Namun ia hanya trauma dan kecewa akan kehidupan yang semakin menolak anak haram seperti dirinya.
Orang-orang hanya terpana akan paras tampannya. Ada di setiap Joe senang. namun pergi meninggalkannya di saat joe susah. Memang itu adalah hal yang lumrah dalam hidup. Tapi jika dirasakan rasa sakit yang joe alami lebih sakit ketimbang orang-orang yang hanya melirik tatkala dirinya senang. ditambah lagi ia tidak boleh Pak Ben. Kepala sekolah Art Beauty High School dengan sebutan “ayah”.
Awal musim dingin telah tiba, pentas seni tinggal tiga hari lagi. Waktu semakin sempit namun perisapan kami belum cukup matang. Perlahan suhu mulai menurun. Butuh jaket ekstra tebal untuk pergi ke luar jika tak ingin tubuhmu mati membeku.
Setelah kegiatan formal belajar mengajar. Grup pilihan langsung bergegas menuju Auditorium sekolah yang luasnya dua kali luas lapangan futsal. Terlihat hiruk piruk auditorium. Karya seni rupa untuk properti sedang di siapkan. Alunan musik seakan tak ingin kalah. Akupun juga harus berusaha untuk menampilkan yang terbaik.
“season Change”akan menjadi awal mula perjalanan karirku. Pergantian musim. Yaahhh memang di setiap musim akan mengukir berbagai macam warna hidup dan kenangan yang takkan terlupakan. Drama ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang tengah menghadapi rintangan yang berat.
Aku berperan sebagai Aom seorang gadis yang ceria walau penyakit HIV yang perlahan mulai menggerogoti tubuh ku. Dan Joe berperan sebagai Song pria yang slalu setia mengobati dan menjaga Aom dalam mengahadapi penyakitnya. Walau terkadang ia merasa usahanya sia-sia saja karena pada akhirnya mereka berdua akan terpisah tuk slamanya. Namun para malaikat seakan berbaik hati dengan memberikkan kenangan indah berupa empat musim yang berbeda hingga di akhir musim AOM meninggal di pelukan Song. Dan di situlah aku harus berusaha keras untuk menampilkan yang terbaik.
Hari ini cukup melelahkan bagiku.
“jam satu” gemingku dalam hati. Kadar minyak di wajahku mulai tak terkendali. Kantuk yang mulai menyerang mataku sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.
“Sirita, aku nginep dirumah kamu ya ?”
“iya tenang aja key, “
Rumah mewah sirita yang terletak  di sudut kota adalah tempatku bermalam. Letaknya yang dekat dengan sekolah. Mengantisipasi wanita cantik sepertiku dari mara bahaya.
Karena kelelahan aku dan Sirita tak sempat bercanda atu membicarakan suatu hal yang unik untuk di perbincangkan. Kami langsung terlelap tidur. Bahkan mandi pun aku tak sempat karena sudah malam. Semoga saja bau badan ku tertutupi dengan harumnya Ac kamar Sirita. kami tertidur sampai sinar mentari kembali bersinar esok.
Ke esokan harinya aku terkejut tatkala layar ponselku memberi tauku bahwa ada lima panggilan tak terjawab dari Joe.
Aneh,, tak seperti biasannya. Ini pertama kalinya Joe meneleponku, berulang-ulang. Ahh,,, mungkin dia hanya iseng atau mungkin kangen denganku hehe..
Beberapa menit aku berkemas dan bersiap pergi ke sekolah Art Beauty High School tercinta. Hingga sesampainya aku di lobby sekolah terlihat joe dengan Coolnya tengah duduk di kursi panjang berwarna biru.
“joe?” sapaku disertai senyuman manis. Memecahkan alunan Joe
“eh Key,”
“semalem kenapa telepon?”
“nggak, gak apa apa heeh” ucapnya dengan wajah yang mulai sedikit memerah. Aku tau ada yang disembunyikan dari Joe. Namun bukan hakku untuk mencari tau apa yang disembunyikannya. Biarlah rahasia tetap rahasia. Hingga suatu saat rahasia tersebut terbongkar dengan sendirinya.



Terimakasih sudah berkunjung! :)
tunggu Cerpen karya imam Nur hidayat lainnya ya!
Copas? Sertakan sumbernya ya!






SEASON CHANGE PART I




SELAMAT MEMBACA!! :)

 “Ya ampuun,, udah jam delapan!!”
Aku langsung melesat. Menuju kamar mandi . hanya untuk sekedar membersihkan tubuhku saja. Tak lupa sabun batang sedikit ku gosokkan agar beberapa busa dapat menimbulkan keharuman.
Handuk langsung ku gapai. Serat pada handuk yang bersifat menyerap air sangat membantukku dalam mengeringkan badan.berdandan ala kadarnya dan langsung pergi ke sekolah Art Beauty High school untuk pertama kalinya.
Sepeda ontel peninggalan ayah, ku tunggangi bak koboy yang sedang di kejar Banteng. Aku melaju di kecepatan duapuluh kilometer per jam.
Kakiku yang masih kokoh dan kuat berusaha mengkayuh pedal lebih cepat, hiliran angin pagi yang sejuk seakan menambah semangatku untuk menuntut ilmu di Art Beauty High School. tiga puluh menit ku menempuh perjalanan . kornea mataku yang biru melihat jelas akan gerbang megah bertuliskan Art Beauty High School. di setiap sudut gerbang tersebut terdapat beberapa patung dan ukiran-ukiran ornamen senin nan indah. Warna putih polos menambah unsur seni menimbulkan sekolah seni terindah di kota megapolitan.
Kembali ku kayuh pedal sepedah dengan perasaan sedikit kecewa, lantaran kulihat di seberang sana sudah tertutup rapat.
“ pak buka dong gerbangnya?” ujarku disertai wajah memelas.
“Gak bisa neng, Udah lewat jam delapan ini”
Akupun terus memohon namun pak satpam tetap tidak mengijinkan aku masuk.
“huffft” aku menghela nafas, kecewa dan sedih karena semua perjuanganku sia-sia.
Hari pertama sekolah apakah harus seburuk ini? Entahlah mungkin ini pelajaran bagiku agar tidak terlambat dan lebih disiplin dalam menagement waktu.
GRRRRRR,,,,,,,,tiba-tiba roda pintu gerbang berputar. Ini adalah keajaiban. Aku kembali menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya. Berusaha agar tetap tenang dan tidak bertindak mencurigakan. Satu ide terbesit dalam fikiranku.
Mobil putih masuk melewati gerbang sekolah Art Beauty High School. aku dan sepedah ontelku mulai menyelinap diantara celah mobil dan gerbang. Celah tidak terlalu luas namun aku dan sepedah ontelku berhasil masuk.
“heeeyyyy Kamu!!” teriak pak satpam memanggilku dengan nada yang tinggi.
“iya pak, Makasih yaa!!” ucap ku sambil meninggalkan satpam yang terlihat geram akan kecerdikkanku melewati pintu gerbang.
Betapa kagumnya aku setelah melihat keadaan Art Beauty high school. semua desain eksterior sekolah ini di penuhi seni. Mulai dari dinding yang di penuhi kaligrafi dan grafity. Patung di setiap sudut sekolah. Dan selogan di setiap lorong. Semua seni seakan berkumpul dan menjadi satu. Menciptakan sesuatu yang menabjubkan dan layak untuk di nikmati. Suara Instrument orchestra yang lembut seakan menyambutku sebagai siswi baru di sekolah ini.
Telapak kakiku kembali menekan pedal sepedah. Tempat parkir adalah destinasi pertamaku untuk menikmati indahnya seni. Namun  sesuatu yang buruk kembali menimpaku. Seluruh parkiran sepedah penuh. Mau tak mau  sepedah ontel klasik ini ku letakkan di parkiran area Khusus sepeda Motor. Berharap sepedah kenangan tersebut masih selamat hingga ku pulang Nanti.
Semua masalah yang ku hadapi pagi ini seakan luntur setelah mataku dimanjakan oleh ribuan gambar dan grafity yang indah. Namun pandanganku terpecahkan oleh seorang Pemuda yang turun dari Mobil putih yang sempat menyelamatkanku tadi. Sepertinya ia juga siswa baru di Art Beauty High School. terlihat dari seragamnya yang masih terlihat baru dan rompi merah yang ia kenakan.
Ia berjalan menelusuri koridor. Tanpa fikir panjang akupun menghampirinya.
“hai, makasih ya?” ucapku tanpa ada rasa malu. Sok kenal sok akrab adalah kebiasaan anehku untuk mendapatkan banyak teman.
Pemuda itu hanya melirik sinis kearahku. Sinar mentari yang mulai menghangatkan pagi seakan kembali dingin akan sikapnya. Wajahnya yang keren selaras dengan sifatnya yang dingin. Aku berusaha menghangatkan suasana dengan merekahkan senyuman manisku sambil menatap wajahnya yang tampan bak dipahat oleh tangan-tangan malaikat.
“makasih untuk apa?” ucapnya dengan raut wajah tanpa ekspresi.
“hahaha, enggak, gak apa apa ko, kenalin nama aku Keyna nama kamu siapa? Mau ke kelas mana?”
Semoga pertanyaan tadi tidak terlalu banyak untuk orang sepertinya. Aku berusaha memancarkan aura kehangatan . agar tidak salah tingkah.
“namaku Joe,  sepertinya aku akan masuk ke  kelas Grade Ten First Theatre”
“wahhh,, sama dong aku juga mau kesana”
Kami pun mencari kelas bersama. Art Beauty High School terdiri dari seratus kelas dengan empat jurusan berbeda. Jurusan drama atau theatre menjadi peminatanku. Untuk mewujudkan cita-citaku menjadi artis International. Pertama kali aku dan Joe singgah di Music Clas.  Sejauh mata memandang yang kami lihat hanyalah kelas kedap suara di hiasi dengan gambar melodi di sisi bagian luar. Karena takkan terbayang bagaimana berisiknya jika kelas tersebut tidak kedap suara. namun khusus untuk kelas Orchestra tidak di kedapkan suara karena Alunan nada Orchestra mewakili semua nada yang indah.
Begitupun lantai dua semuanya sama. Hanya lantai dua di khususkan untuk menciptakan seni dua sampai empat dimensi. Puluhan patung, kerajinan tanah liat dan lukisan kami jumpai di sana.
“apa yang membuatmu senang?” tanya Joe . mengejutkanku karena tidak biasanya ia bertanya tanpa ada pemulai pembicaraan.
“iya, aku senang menikmati sekolah seni yang sungguh menabjupkan. Ini bagaikan syurga bagi para pecinta seni”
Dan ia kembali membuatku terkejut. Joe tersenyum dan sifat dinginnya langsung mencair sembilan puluh drajat. Akupun membalas senyumannya. Dan lantai terakhir adalah lantai khusus jurusan Theatre and Drama Class. Walau kami mencari kelas cukup lama nan jauh. Namun rasa lelas tak sedikitpun ku rasakan. Aku sungguh bahagia.
Dan untuk pertama kali aku dan Joe di hukum karena terlambat dua jam. Kami dihukum untuk memerankan adegan Romeo and  Juliet. Semua peran harus kami lakukan Tak terkecuali dengan adegan Ciuman. Aku tak menyangka bahwa Joe memerankan perannya dengan baik. Intonasi suaranya tertata dengan jelas. Gestur tubuh dan parasnya yang tampan membuatnya bak Remeo yang asli. Akupun tak mau ketinggalan aku harus menunjukkan akting yang terbaik di hari pertama sekolahku ini.
Beradu akting dengan Joe membuatku merasa lebih hidup. Dan guru Theatre kami Ms.Ine takjub dengan apa yang kami lakukan. Namun tanpa kusadari perasaan itu muncul, aku mulai tertarik dengan pria berwajah tampan tersebut.
“tidak”gemingku dalam hati.
Aku akan fokus belajar disini dan menggapai semua mimpi . impianku takkan terbuang sia-sia hanya karena aku mencintai anak pemilik sekolahan itu.